8.000+ Tempat Ibadah Terbantu dan 38 Ribu Pengurus Tempat Ibadah Lebih Sejahtera

Masalah

Permasalahan yang sebelumnya terjadi di Jakarta mengenai aktivitas keagamaan dan kesetaraan dalam beragama:

• Kurangnya bantuan operasional untuk rumah ibadah dan pengurusnya di Jakarta.
• Kurangnya perhatian untuk membugarkan rumah ibadah yang telah rapuh dan mulai tidak layak. 
• Tingkat kesejahteraan dan perhatian terhadap pengurus rumah ibadah yang masih minim. 
• Perlunya tempat ibadah yang lebih nyaman dengan memaksimalkan anggaran untuk operasional tempat ibadah. 

 

Solusi & Realisasi

Anies Baswedan ketika menjadi Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022, berkomitmen untuk menghadirkan kenyamanan beribadah bagi semua agama di Jakarta. 

Komitmen ini diwujudkannya melalui berbagai upaya, salah satunya adalah meluncurkan program Bantuan Operasional Tempat Ibadah (BOTI) dan berbagai kebijakan untuk meningkatkan kesejahteraan rumah ibadah semua agama di Jakarta. 

Program Bantuan Operasional Tempat Ibadah (BOTI) adalah program untuk memberikan bantuan kepada tempat ibadah dari berbagai agama di Jakarta. Bantuan ini diberikan untuk membantu tempat ibadah dalam memenuhi kebutuhan operasionalnya, seperti biaya listrik, air, dan kebersihan.

Berikut capaian dari program BOTI dan kebijakan untuk kesejahteraan rumah ibadah di Jakarta:

• Bantuan operasional tempat ibadah untuk lebih dari 8.000 tempat ibadah semua agama.
• Jumlah tempat ibadah yang menerima bantuan BOTI; Masjid: 3.300, Mushola: 2.000, Gereja: 1.379, Wihara: 19, dan Pura: 19.
• Memberikan Insentif sebesar Rp500 ribu untuk 38 ribu pengurus tempat ibadah semua agama di Jakarta.
• Pemugaran keseluruhan rumah ibadah yang telah rapuh karena usia seperti Masjid Al-Mansyur yang dibangun tahun 1717, Masjid Al-Alam yang dikenal Masjid Si Pitung yang dibangun pada abad 16, dan revitalisasi total Gereja GPIB Immanuel untuk pertama kalinya sejak dibangun pada 1838.
• Pembangunan kuil Hindu Etnis India Tamil setelah menunggu 65 tahun lamanya.

Testimoni

“Saya sangat bangga dengan Jakarta yang
dipimpin oleh Pak Anies Baswedan. Beliau telah menunjukkan bahwa Jakarta adalah kota yang menghargai perbedaan agama dan budaya.”

– Maria Magdalena, Warga Jakarta.