Solusi Urai Kemacetan, Sekaligus Beri Pengalaman Baru dan Unik Bagi Pengguna JPO
Share
Latar Belakang & Masalah
Flyover Tapal Kuda merupakan salah satu hasil karya Anies Baswedan dalam menjawab permasalahan kemacetan di Jakarta. Flyover ini dibangun pada salah satu titik kemacetan yang cukup serius di daerah Jakarta Selatan, tepatnya di Lebak Bulus dan Tanjung Barat yang berbatasan dengan rel kereta api.
Berikut adalah beberapa permasalahan yang terjadi di titik tersebut:
Kemacetan Lalu lintas, dengan adanya Flyover Tapal Kuda diharapkan kemacetan yang terjadi dapat terurai.
Keamanan Pejalan Kaki,sebelum adanya JPO, pejalan kaki seringkali harus menyeberang jalan di tempat yang tidak aman seperti rel kereta. Dengan pembangunan JPO, keamanan pejalan kaki ditingkatkan, meminimalkan potensi kecelakaan dan memberikan akses yang lebih nyaman.
Penyempitan Ruas Jalan, dirancang untuk mengatasi masalah penyempitan ruas jalan yang sering terjadi di daerah tersebut. Flyover Tapal Kuda diharapkan dapat mengoptimalkan ruang lalu lintas, mengurangi kemacetan, dan memperbaiki alur pergerakan kendaraan.
Solusi & Realisasi
Saat menjabat menjadi Gubernur DKI Jakarta Periode 2017 – 2022, Anies Baswedan memulai inisiatif pembangunan JPO dan Flyover Tapal Kuda, sebagai bagian dari upaya untuk memberikan solusi terhadap masalah lalu lintas yang semakin kompleks.
Double U Turn (Fly Over Tapal Kuda) sebagai alat pengurai kemacetan, lalu lintas yang bersinggungan dengan jalur kereta api jauh lebih lancar dari sebelumnya.
Fly Over bagian Tanjung Barat memiliki lebar 8 meter dan panjang 1.120 meter; sisi selatan 470 meter, dan sisi utara 580 meter.
Fly Over bagian Lenteng Agung memiliki panjang 880 meter; sisi barat 430 meter, dan sisi timur 450 meter.
JPO dengan desain futuristik, JPO ini terletak di antara double U turn. Dilengkapi dengan desain yang menarik dan lampu futuristik, dan juga dilengkapi lift bagi pengguna berkebutuhan khusus.
Desain unik dengan melibatkan warga, rumah-rumah warga yang berada di sekitar flyover dan JPO Tapal Kuda atapnya dilukis. Sehingga, jika dilihat dari atas, akan terlihat atap-atap warga yang berwarna-warni tersebut bersatu membentuk gambar ondel-ondel.
Anies juga percaya bahwa, dengan adanya kemudahan akses pejalan kaki, hal ini akan meningkatkan interaksi antar warga antarkampung yang sebelumnya terpisah. Jika ada interaksi sosial, maka perekonomian warga pun akan ikut tergerak.
“Menyeberang di Lenteng Agung adalah perjalanan menantang. Kini, perjalanan menyeberang lebih aman dan akan memberikan kesan menyenangkan bagi siapa pun yang lewat.”
